Analis MAMI sebut kebijakan tarif AS dampaknya minim ke RI

Walaupun memang kita masih harus menunggu apakah tarif resiprokal yang akan diimplementasikan mengacu pada level rata-rata tarif antarkedua negara, atau per kategori barang.
Jakarta (INFOSELEB) – Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha menyampaikan kebijakan penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) akan berdampak cenderung minim ke Indonesia.
Saat ini yang akan langsung berdampak ke Indonesia, yaitu hanya pengenaan 25 persen tarif untuk baja dan potensi tarif resiprokal, kata Dimas, di Jakarta, Rabu.
Terkait baja, ia menjelaskan ekspor baja dari Indonesia ke AS tahun 2023 hanya senilai 199 juta dolar AS atau setara dengan 0,07 persen dari total ekspor seluruh komoditas Indonesia yang nilainya mencapai 264 miliar dolar AS, sehingga dampaknya cukup minim.
Sementara itu, terkait risiko atas tarif resiprokal, ia menyebut dampaknya terbatas karena tingkat tarif rata-rata antara Indonesia dan AS yang ada saat ini sudah setara di kisaran 4 persen.
“Walaupun memang kita masih harus menunggu apakah tarif resiprokal yang akan diimplementasikan mengacu pada level rata-rata tarif antarkedua negara, atau per kategori barang,” ujar Dimas.
Dimas menjelaskan, risiko tarif tetap ada meskipun minim, dan yang harus lebih disikapi adalah risiko tidak langsung yang timbul dari potensi penurunan perdagangan global dan permintaan ekspor dari Indonesia, serta kenaikan harga barang-barang impor secara umum.
Sejak Januari 2025, ia menjelaskan keresahan pasar terus meningkat di tengah banyaknya informasi terkait kebijakan tarif AS yang tidak lengkap dan berubah-ubah.
Mengacu data Economic Policy Uncertainty Index, terlihat bahwa pasar mengkhawatirkan ketidakpastian kebijakan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan moneter.
Indeks ketidakpastian kebijakan perdagangan pada Februari 2025 tercatat melesat level tertinggi kedua sejak kenaikan di era perang tarif tahun 2018.
“Kami berharap setelah ada kejelasan dan informasi rinci terkait tarif, maka pasar dapat mengkaji ulang risiko dan peluang yang ada, sehingga volatilitas pasar bisa mereda,” ujar Dimas.
Pewarta: Muhammad Heriyanto