Ekonomi

Rupiah menguat seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap ekonomi AS.

Jakarta (INFOSELEB) – Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi dolar Amerika Serikat (AS) yang “terpukul” akibat peningkatan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS.

“Dolar terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS, dengan ketidakpastian atas dampak kebijakan Trump, setelah Presiden AS Donald Trump membuat konsesi untuk Kanada dan Meksiko dari tarif 25 persen yang baru-baru ini dikenakannya,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Presiden Federal Reserve (The Fed) Atlanta Raphael Bostic disebut menyampaikan bahwa kebijakan Trump mengaburkan prospek ekonomi AS. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah karena mencari kejelasan lebih lanjut tentang gambaran ekonomi ke depan.

Pasar dalam negeri juga dinyatakan memberikan respons positif pascapemerintah memastikan harga pangan pokok tetap stabil di bulan Ramadhan 2025.

“Pemerintah bersama pelaku usaha terus berusaha menjaga harga pangan di tingkat konsumen tetap sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan penjualan (HAP). Ini penting agar inflasi pangan tetap positif,” ungkap Ibrahim.

Menurut Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Trump menunda kebijakan tarif untuk produsen mobil serta barang dan jasa yang merupakan bagian dari US-Mexico-Canada Agreement (USMCA) hingga awal April 2025.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Jumat di Jakarta menguat hingga 45 poin atau 0,28 persen menjadi Rp16.295 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.340 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru melemah ke level Rp16.336 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.315 per dolar AS.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button