Dunia

KBRI Colombo gelar Iftar, tingkatkan aspek spiritualisme sosial

Jakarta (INFOSELEB) – KBRI Colombo telah mengelar acara buka puasa bersama di Masjid Indonesia Memorial, Maskeliya, Sri Lanka dalam rangka penggalangan Friends of Indonesia di Sri Lanka, khususnya peningkatan aspek spiritualisme-sosial kemasyarakatan.

Dalam siaran pers KBRI Colombo di Jakarta, Kamis, Duta Besar RI untuk Sri Lanka merangkap Maladewa, Dewi Gustina Tobing mengatakan Iftar Ramadhan yang dihadiri 100 orang pada 9 Maret lalu itu diharapkan dapat meningkatkan hubungan

Dubes mengajak masyarakat untuk selalu menjunjung tinggi toleransi dan keharmonisan dalam kehidupan beragama serta menjaga kesehatan selama ibadah Ramadhan.

Dewi juga menyampaikan apresiasi kepada pengurus dan masyarakat di Masjid Indonesia Memorial Maskeliya yang terus membantu KBRI Colombo dalam merawat dan menjaga makam yang sekaligus monumen tersebut.

Masjid Indonesia Memorial berada di dekat lokasi kecelakaan pesawat Martin Air 138 dari Belanda yang disewa Garuda Indonesia untuk mengangkut jemaah haji Indonesia.

Kecelakaan itu terjadi pada 4 Desember 1974 ketika pesawat menabrak gunung di kawasan Seven Virgin Hills, Central Province Sri Lanka, dan menewaskan seluruh 182 penumpang 182 orang dan sembilan awak pesawat.

Pascakejadian nahss itu, Pemerintah Indonesia kemudian membangun Monumen di kaki gunung tersebut, di mana sebagian besar bagian tubuh para korban ditemukan.

Lokasi itu sekaligus dijadikan kuburan massal para jemaah, mengingat kondisi jasad yang tidak memungkinkan untuk dibawa pulang ke tanah air.

Hanya ada sebagian potongan jasad yang kemudian dipulangkan dan dimakamkan di kuburan massal di halaman Masjid Ampel, Surabaya.

Sepanjang sejarah penerbangan haji Indonesia, ada dua kecelakaan pesawat di Sri Lanka. Pertama, kecelakaan Pesawat Martinair 138 yang berangkat dari embarkasi Surabaya saat akan transit di bandara Katunayake, dalam perjalanan menuju Jeddah.

Lokasinya di perbukitan Seven Virgin Hills dekat Puncak Adam, sekitar 70,8 kilometer dari bandara, pada ketinggian 1.841 meter di atas permukaan laut.

Seluruh 191 penumpang, termasuk sembilan kru pesawat, meninggal dalam peristiwa tersebut.

Kedua, kecelakaan pesawat Icelandic Loftleider LL001 yang sedang dalam perjalanan menuju Surabaya pada 15 November 1978. Lokasi kecelakaan sekitar 2 km dari Bandara Katunayake. Sebanyak 183 dari 262 penumpang, termasuk kru pesawat, meninggal.

Kehadiran Dubes Dewi pada acara Iftar menegaskan pentingnya menghormati dan memberikan penghormatan kepada para korban tragedi tersebut.

Tindakan solidaritas dan penghormatan seperti ini tidak hanya memperkuat hubungan kedua negara, namun juga merupakan penghormatan yang pantas bagi para korban yang telah wafat dalam menunaikan ibadah Haji, seperti dikutip dari keterangan KBRI Colombo.

Pewarta: Asri Mayang Sari

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button