Pemkot Jaktim awasi penjualan takjil di Pasar Perumnas Klender

Petugas mengambil 18 sampel makanan dari 10 pedagang takjil di luar Pasar Perumnas Klender seperti otak-otak ikan, siomai, asinan kerupuk dan sayur, kue basah, es buah, dan lainnya
Jakarta (INFOSELEB) – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) mengawasi penjualan takjil di sejumlah lokasi sekitar Pasar Perumnas Klender, untuk memastikan aman dikonsumsi masyarakat.
“Hari ini kita lakukan pemeriksaan keamanan pangan terhadap takjil agar tidak ada yang mengandung bahan berbahaya,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Timur Herwin Meifendy di Puskesmas Kelurahan Malaka Jaya, Jakarta Timur, Kamis.
Hal ini menindaklanjuti Pergub DKI Jakarta Nomor 113 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Keamanan Pangan Terpadu untuk mengantisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan khususnya selama Ramadhan.
Selain itu, pengawasan ini rutin dilakukan saat Ramadhan untuk menjaga keamanan pangan takjil, memberikan rasa aman bagi masyarakat, dan melindungi masyarakat dari kemungkinan mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan berbahaya.
Petugas mengambil 18 sampel makanan dari 10 pedagang takjil di luar Pasar Perumnas Klender seperti otak-otak ikan, siomai, asinan kerupuk dan sayur, kue basah, es buah, dan lainnya. Lalu, sampel tersebut dibawa ke Puskesmas Kelurahan Malaka Jaya untuk dilakukan pengujian.
“Tadi ada 18 sampel yang kita ambil dari 10 pedagang dan petugas. Kita langsung uji di lokasi,” ujar Herwin.
Adapun zat kimia berbahaya yang hendak diantisipasi oleh petugas adalah boraks, formalin dan pewarna tekstil yang umumnya digunakan oleh para pedagang nakal.
“Ada beberapa zat berbahaya utama yang kita uji, boraks, formalin, metanil yellow dan rhodamin B. Kita uji langsung di lokasi,” ucap Herwin.
Tim yang terlibat dalam pengawasan takjil ini terdiri dari Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Puskesmas Duren Sawit, Polisi Pamong Praja, dan dukungan lintas sektor terkait.
Pengawasan dimulai pukul 15.40 WIB langsung mendatangi sejumlah tenda pedagang yang berjejer di sepanjang Pasar Perumnas Klender dan meminta beberapa sampel makanan untuk diuji.
Para pedagang tersebut juga dimintai kontak telepon dan alamat rumah untuk kepentingan pembinaan jika ditemukan zat kimia berbahaya pada makanan yang dijual.
Mereka yang tengah menjajakan dagangannya juga kooperatif memberikan barang dagangannya sebagai kebutuhan sampel.
Sebagai informasi, metanil yellow adalah pewarna sintetis yang termasuk dalam kelompok pewarna azo. Secara kimia, metanil yellow memiliki rumus C₁₈H₁₄N₄O₃SNa dan sering digunakan dalam industri tekstil, kulit, dan kertas.
Lalu, rhodamin B adalah pewarna sintetis dari kelompok pewarna fluoresen yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, dan kosmetik. Secara kimia, rhodamin B memiliki rumus C₂₈H₃₁ClN₂O₃ dan menghasilkan warna merah terang yang mencolok.
Kemudian, boraks adalah senyawa kimia dengan nama lain natrium tetraborat (Na₂B₄O₇·10H₂O). Ini adalah zat berbentuk kristal putih yang mudah larut dalam air dan sering digunakan dalam industri pembersih, pengawet kayu, deterjen, dan kaca.
Terakhir, formalin adalah larutan yang mengandung formaldehida (CH₂O) sekitar 37-40 persen dalam air. Bahan ini biasa digunakan dalam industri sebagai disinfektan, pengawet mayat, dan bahan baku pembuatan plastik serta tekstil.
Pewarta: Siti Nurhaliza