PetroChina meminta pemerintah untuk mengatasi kelangkaan alat pengeboran migas.
Kami membutuhkan perhatian dari pemangku kebijakan untuk memperhatikan hal ini.
Jakarta (INFOSELEB) – PetroChina International Jabung Ltd meminta pemerintah dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk mengatasi kelangkaan alat pengeboran migas.
“Kami membutuhkan perhatian dari pemangku kebijakan untuk memperhatikan hal ini (kelangkaan alat pengeboran),” ucap Drilling Operation Manager PetroChina International Jabung Kiki Ariefianto ketika ditemui di Jakarta, Jumat.
Kiki menjelaskan bahwa implikasi dari kelangkaan alat pengeboran sumur migas alias.
Misalkan, ketika pemerintah meminta kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk meningkatkan produksi, maka semakin banyak KKKS yang membutuhkan alat pengeboran sumur migas.
Tingginya permintaan atau.
“Ini menyulitkan kami sebagai operator,” ucapnya.
Kiki masih melihat kesempatan atau peluang bagi kegiatan hulu migas di Indonesia. Hingga kini, kata dia, PetroChina masih menjaga produksi migas di kisaran 50–55 juta barel ekuivalen per hari (MBOEPD).
“Kalau kami tidak melakukan apa-apa, tidak mengebor, mungkin pada saat ini kami sudah tidak berproduksi lagi. Ini karena cepatnya lanjut.
Di sisi lain, Exploration Manager PetroChina Jabung Hendra Niko Saputra yang juga hadir dalam kesempatan tersebut memaparkan bahwa PetroChina akan melakukan persiapan pengeboran untuk salah satu seismik pada akhir semester kedua 2025.
Pewarta: Putu Indah Savitri.