Mendiktisaintek menyebut keputusan UI mengenai S3 Bahlil sebagai yang terbaik.

Kami percaya rektor bersama seluruh jajaran pimpinan UI dapat mengambil keputusan terbaik untuk semuanya.
Jakarta (INFOSELEB) – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyebutkan keputusan yang diambil oleh Universitas Indonesia terkait disertasi Bahlil Lahadalia merupakan keputusan yang terbaik.
“Kami percaya rektor bersama seluruh jajaran pimpinan -UI- dapat mengambil keputusan terbaik untuk semuanya,” kata Brian kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Brian mengatakan, keputusan yang diambil oleh UI terkait disertasi Bahlil Lahadalia merupakan keputusan yang diambil secara tidak sembarangan, sebab hal tersebut melibatkan peran serta guru besar dan senat di UI.
“Rasanya apa yang dianalisis sudah meliputi semua faktor, semua parameter, itu tentunya para pimpinan dan guru besar UI bisa dan mereka yang tahu -keadaan- di sana,” tambahnya.
Mendiktisaintek juga menegaskan pihaknya mempercayai seluruh keputusan yang dibuat oleh UI, yang memiliki otoritas penuh terhadap keputusan tersebut.
“Tentunya kan dari UI sudah melibatkan semua stakeholder begitu ya, pimpinannya. Kami yakin di sana kan prominen juga para profesor, senat, dan itu semua prominen. Saya yakin mereka akan mempertimbangkan sebaik-baiknya untuk semua,” ucap Brian Yuliarto.
Sebelumnya, Universitas Indonesia memutuskan disertasi mahasiswa S3 Program Doktor Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) Bahlil Lahadalia perlu perbaikan.
“Terkait dengan mahasiswa bersangkutan, sebagaimana yang disampaikan oleh Rektor UI Heri Hermansyah, adalah diminta perbaikan disertasi sesuai dengan ketentuan dan sisi substansi yang akan ditentukan oleh Pak Rektor dan Pak Bahlil,” kata Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI Arie Afriansyah.
Arie menegaskan, UI saat ini masih belum memutuskan apakah perbaikan disertasi tersebut perlu dilakukan secara keseluruhan atau sebagian.
“Jadi perbaikan itu nanti sebagaimana karya kualitas ilmu yang pada umumnya, nanti akan ditentukan oleh para promotor dan co-promotornya, dan itu nanti tergantung bagaimana substansinya, karena karya ilmiah itu kan tidak bisa menjadi konsumsi publik, dan bagaimana ukuran dan substansi kualitasnya itu nanti akan ditentukan sesuai dengan diskusi dengan para pemimpinnya,” ungkap Arie.
Pewarta: Sean Filo Muhamad