Enam daerah di Sumsel terdampak banjir

Palembang (INFOSELEB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan mencatat enam daerah di wilayah itu terdampak banjir akibat curah hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu (9/3).
Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman di Palembang, Senin, mengatakan enam daerah yang terdampak itu Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Pematang Abab Lematang Ilir (PALI), Musi Banyuasin, Banyuasin, Kota Prabumulih, dan Palembang.
Untuk Kabupaten Musi Rawas terdapat 2.520 KK terdampak banjir yang tersebar di tujuh kecamatan wilayah tersebut. Penyebab banjir dikarenakan hujan dengan intensitas sedang-tinggi yang menyebabkan sungai Lakitan dan Musi meluap sehingga menggenangi pemukiman warga.
Kabupaten Musi Rawas Utara terdapat lima kecamatan yang terendam banjir dan tiga orang meninggal dunia. Banjir diakibatkan oleh curah hujan dengan sedang-tinggi yang membuat sungai Rupit dan Rawas meluap.
Kemudian, Kabupaten PALI terdapat 3.827 KK terdampak banjir yang tersebar 10 desa di wilayah itu. Banjir itu dikarenakan curah hujan tinggi yang berakibat meluapnya sungai Lematang.
Kabupaten Musi Banyuasin terdapat enam kecamatan yang terdampak banjir. Banjir disebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi yang membuat sungai Musi dan Batanghari meluap. Kabupaten Banyuasin terdapat 1.071 KK terdampak banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Lalu, Kota Prabumulih terjadi banjir di Kelurahan Payupatat, Kecamatan Prabumulih akibat intensitas hujan yang tinggi. Kota Palembang banjir terjadi di Kecamatan Ilir Timur I karena intensitas hujan yang tinggi dan tidak berfungsinya pompa kolam retensi di Simpang Polda.
“Masing-masing BPBD kabupaten dan kota yang terdampak banjir itu melakukan kaji cepat dan mengevakuasi para korban menggunakan perahu karet. Lalu, kami juga memberikan bantuan terhadap korban banjir,” katanya.
BPBD Sumsel mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati terutama, karena berdasarkan prediksi BMKG puncak hujan adalah bulan Maret. Sehingga, ditakutkan debit air naik secara tiba-tiba, terutama pada malam hari.
Selain itu, agar mereka juga mencari informasi baik itu langsung ke BPDB Kabupaten/Kota ataupun lewat medsos terkait perkiraan cuaca yang disampaikan BMKG agar mendapatkan gambaran.
Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri