Humaniora

BGN sebut pentingnya berbagi praktik baik untuk terapkan MBG di Papua

Jayapura, Papua (INFOSELEB) – Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut pentingnya masyarakat saling berbagi praktik baik dari masing-masing wilayah untuk menerapkan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua.

“Sebelum MBG, ada program makan bersama di posyandu yang sudah pernah ada di Tolikara, Papua, yang bisa menurunkan stunting di posyandu setiap hari. Hal-hal seperti itu bisa menjadi referensi bagi BGN bahwa program makan bergizi untuk mengenalkan pola gizi seimbang ada di tempat itu dan berhasil,” kata Tenaga Ahli Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Niken Gandini pada sosialisasi tentang MBG di Kantor Pemerintah Provinsi Papua, Jayapura, Rabu.

Niken juga mengemukakan, pihak BGN menerima seluruh masukan, baik dari Lembaga Masyarakat Adat (LMA), kepala dinas, maupun para kepala sekolah agar dapat melaksanakan MBG yang lebih tepat sasaran di Papua.

“Kami sepakat dengan saran ada indikator kesehatan yang terukur supaya dapat mengukur dampak program MBG, juga perlunya kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri agar ada payung hukum bagi program MBG,” ujar dia.

Niken melanjutkan, indikator yang digunakan oleh BGN selama ini di antaranya peningkatan tinggi badan balita setelah diberikan MBG, yang juga merupakan salah satu aspek yang memengaruhi penurunan stunting, serta tingkat partisipasi sekolah bagi siswa.

“Selama ini ibu hamil, menyusui, dan balita tentu mengukur di posyandu kan, untuk itu kami akan bekerja sama dengan puskesmas untuk mengukur secara rutin, agar indikator keberhasilan MBG tersebut bisa tercapai,” ucapnya.

Ia juga mengemukakan, BGN memfasilitasi dan menampung pihak-pihak yang berminat menjadi mitra BGN untuk mendaftarkan yayasannya melalui situs mitra.bgn.go.id untuk menentukan wilayah mana yang layak menjadi lahan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).

“Semua mitra harus mendaftarkan melalui portal tersebut, mereka tersistem, kalau kerja sama dengan BGN melalui portal tersebut. Jadi mitra dapat mendaftarkan nama yayasannya, alamat e-mail, nomor ponsel, dan pendaftaran itu untuk menentukan titik-titik SPPG-nya di mana, nanti yang melakukan survei itu dari sarjana-sarjana pembangunan Indonesia,” tuturnya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button