Warta Bumi

BMKG: Gerhana “blood moon” bisa diamati di Indonesia lusa

Jakarta (INFOSELEB) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan fenomena gerhana bulan total atau dikenal sebagian orang dengan sebutan

Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG, Syrojudin di Jakarta, Rabu, mengatakan gerhana bulan total yang diprediksi terjadi pada tanggal 14 Maret itu fase gerhana penumbra pertama dimulai pada pukul 10.57 WIB.

“Nah kita, gerhana tersebut bisa dilihat dari wilayah Indonesia bagian timur, untuk fase gerhana total berakhir dan fase gerhana berakhir,” kata dia.

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, fase puncak terjadinya gerhana bulan total ini berlangsung pada pukul 13.54 WIB atau dua jam lebih cepat untuk Indonesia timur (15.52 Wit).

Fase puncak gerhana tersebut hanya dapat dilihat dari wilayah di Amerika, Afrika bagian barat, Eropa, Asia bagian timur, dan Australia bagian timur.

Sementara, kata dia, fase yang bisa diamati di Indonesia bagian timur, yakni gerhana total berakhir pada pukul 14.31 WIB (16.31 Wit), dan 17.00 WIB (19.00 Wit) untuk gerhana penumbra berakhir.

Menurut Syrojudin, karena tidak melewati fase puncak gerhana tersebut, dampak yang ditimbulkan seperti meningkatnya ketinggian laut hingga memicu banjir pesisir (rob), namun masih tergolong terkendali di wilayah Indonesia.

“Tetap ada dampak yang menyertainya, tetapi tidak mencapai ketinggian maksimal,” ujarnya.

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button