NTB memperkuat fondasi ekonomi melalui diversifikasi usaha nontambang

Kami ingin memperkuat sektor-sektor nontambang yang mengarah kepada hilirisasi dan industrialisasi
Mataram (INFOSELEB) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam lima tahun ke depan berupaya memperkuat fondasi ekonomi dengan melakukan diversifikasi lapangan usaha agar bisa keluar dari dominasi tambang.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB Iswandi di Mataram, Senin, mengatakan lapangan usaha tambang selama ini memberikan pertumbuhan ekonomi yang tidak inklusif.
“Kami ingin memperkuat sektor-sektor nontambang yang mengarah kepada hilirisasi dan industrialisasi,” kata Iswandi.
Diversifikasi lapangan usaha tersebut difokuskan kepada agro maritim yang mengarah kepada industri pengolahan. Kebijakan diversifikasi itu bertujuan mengembangkan sektor pertanian dan perikanan terpadu yang menghasilkan produk beragam, perluasan akses pasar, dan agrowisata.
Sektor industri kecil menengah terus ditingkatkan melalui dukungan peningkatan kapasitas industri melalui pembiayaan, pelatihan, perluasan pasar, dan inovasi produk. Ekonomi kreatif dan pariwisata turut menjadi bagian penting dalam diversifikasi lapangan usaha tersebut.
Iswandi mengungkapkan Nusa Tenggara Barat siap mengoptimalkan semua sisi ruang darat, laut, dan udara agar bisa terintegrasi, sehingga potensi agromaritim berupa pertanian maupun kelautan dapat dipacu produktivitasnya yang mengarah kepada peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi.
“Dan tentu pada waktunya nanti diharapkan dengan adanya investasi-investasi berkembang menjadi industrialisasi,” pungkas Iswandi.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, angka pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat secara kuartal ke kuartal hanya mencapai 5,30 persen. Bila tanpa menghitung kontribusi tambang, maka laju pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 3,87 persen.
Pascapandemi COVID-19, laju pertumbuhan ekonomi dari sektor di luar tambang terus mengalami peningkatan secara secara bertahap dan menunjukkan tren positif.
Angka pertumbuhan ekonomi non tambang di Nusa Tenggara Barat mencapai 2,86 persen pada 2021, lalu perlahan naik menjadi 3,42 persen pada 2022, dan kembali bertumbuh hingga 4,80 persen pada tahun 2023.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan tambang justru bergerak secara fluktuatif. Pada 2021 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 2,30 persen, kemudian naik signifikan menjadi 6,95 persen pada 2022, dan turun dalam menjadi 1,80 persen pada tahun 2023.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyadari hanya ekonomi inklusif—digerakkan langsung oleh masyarakat—yang bisa menciptakan kemakmuran dan membawa Nusa Tenggara Barat menjadi daerah maju.
Pewarta: Sugiharto Purnama