SBY menekankan pentingnya menjaga demokrasi dan melawan pihak-pihak yang merusak konstitusi.
Jakarta (INFOSELEB) – Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi dan melawan perusak konstitusi di tengah fenomena kemunduran demokrasi secara global.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara bedah buku.
“Kalau kita bicara demokrasi kita, mari kita jaga,” ujar SBY.
SBY, yang menjabat sebagai presiden selama dua periode pada 2004-2014, menyatakan bahwa saat ini di seluruh dunia terjadi kemunduran demokrasi. Negara-negara besar yang sering mengklaim diri sebagai penjaga demokrasi pun mengalami hal serupa.
“Negara-negara besar yang konon dianggap sebagai penjaga demokrasi juga mengalami kemunduran,” kata SBY.
SBY juga berbagi pengalaman pribadinya sejak masa muda sebagai prajurit TNI yang telah menghargai kebebasan berekspresi. Dia menekankan bahwa kebebasan berpendapat, jika digunakan secara tepat, adalah hak yang harus dihormati.
“Waktu saya masih sangat muda, saya sudah menghargai kebebasan berekspresi,” ungkapnya.
Dalam acara bedah buku bersama mahasiswa Indonesia dan akademisi Jepang, SBY juga menekankan perannya sebagai mantan presiden dalam mendukung dan menjadi bagian dari solusi pada pemerintahan pemimpin-pemimpin setelahnya, termasuk pemerintahan Presiden Prabowo.
“Saya sudah menyampaikan kepada Presiden Prabowo beberapa saat yang lalu, pentingnya meningkatkan komunikasi yang baik,” kata SBY.
SBY juga menyampaikan optimisme bahwa Presiden Prabowo bisa menghadapi berbagai tantangan yang ada saat ini karena Indonesia masih memiliki sumber daya, sumber daya politik, dan sumber daya ekonomi untuk mengatasi keadaan tersebut.
Wahyu Prasetiawan, salah satu editor buku tersebut, menjelaskan judul buku yang dibedah.
“Sebagai presiden dengan kekuasaan yang begitu tinggi, sebetulnya Pak SBY bisa melakukan hal sebaliknya, tapi itu tidak dilakukan,” ungkap Wahyu.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
