RI mendukung sepenuhnya rakyat Suriah dalam memulihkan negara menjadi lebih demokratis.

Jakarta (INFOSELEB) – Indonesia memberikan dukungan penuh kepada rakyat Suriah dan pemerintahan barunya dalam menentukan arah pembangunan Suriah ke depan agar semakin demokratis dan inklusif, seperti yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono.
“Kami mendukung rakyat Suriah dalam menentukan arah kemajuan negaranya serta menegaskan pentingnya sebuah proses politik inklusif dan demokratis yang dipimpin dan dimiliki oleh rakyat Suriah sendiri,” ujarnya.
Menurut pernyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta pada Sabtu (8/3), Indonesia juga menyambut baik kembalinya Suriah ke Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) setelah sebelumnya ditangguhkan sejak tahun 2012.
Pembekuan keanggotaan Suriah tersebut disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI ke-4 di Makkah, Arab Saudi, pada Agustus 2012, menyusul meningkatnya kekerasan rezim Bashar Al-Assad terhadap rakyat Suriah di fase awal perang saudara, seperti dilaporkan oleh Anadolu.
Dalam Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa (KTM-LB) pada Jumat tersebut, negara-negara anggota OKI menyetujui Resolusi mengenai pemulihan keanggotaan Suriah di OKI. Resolusi ini menjadi yang kedua disahkan setelah Resolusi mengenai Situasi Palestina yang memuat dukungan bagi proses rekonstruksi Gaza.
Menurut Menlu, pemulihan status keanggotaan Suriah akan memberikan manfaat yang sangat besar dalam pemulihan kondisi di Suriah demi masa depan negara yang semakin cerah.
Selain itu, Sugiono juga mendesak OKI untuk terus berjuang menuntut penarikan penuh dan segera pasukan militer Israel dari wilayah Suriah.
Menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri RI, KTM-LB OKI tersebut dihadiri oleh 46 negara anggota OKI, di mana 27 di antaranya diwakili oleh menteri luar negeri, termasuk dari Indonesia, Arab Saudi, Malaysia, Maroko, dan Turki.
Dalam kesempatan yang sama, Menlu RI juga menyampaikan tiga langkah kunci dalam merespons situasi di Palestina yang belum kunjung pulih dan kini terancam akibat mandeknya negosiasi gencatan senjata.
Tiga langkah tersebut adalah menjamin gencatan senjata dilanjutkan dan dipatuhi, memastikan pemulihan dan rekonstruksi Gaza dilangsungkan sesuai kepentingan rakyat Palestina tanpa relokasi paksa, serta memperkuat upaya realisasi solusi dua negara.
Pewarta: Nabil Ihsan