Pemerintah Kota Cirebon mengintensifkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di titik-titik rawan pangan selama bulan Ramadhan.

Cirebon (INFOSELEB) – Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, meningkatkan intensitas Gerakan Pangan Murah (GPM) di daerah permukiman yang rawan pangan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau selama Ramadhan 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon, Elmi Masruroh, di Cirebon, Jumat, menyatakan bahwa program GPM akan dilaksanakan sebanyak tiga kali selama Ramadhan, dengan pelaksanaan pertama di Kecamatan Kesambi.
“Pelaksanaan pertama akan dilakukan di Kecamatan Kesambi. Berbeda dengan hari biasa, GPM selama Ramadhan dilaksanakan pada sore hari,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pada Rabu (12/3), GPM akan diadakan serentak di lima kecamatan di Kota Cirebon.
Satu lokasi akan menyediakan 11 jenis komoditas pangan secara lengkap, sementara empat lokasi lainnya hanya akan menjual tiga jenis bahan pokok.
“Untuk pelaksanaan pada 26 Maret 2025, kami masih berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk menentukan lokasi dan teknis penyelenggaraan,” katanya.
GPM merupakan bentuk kolaborasi antara Pemerintah Kota Cirebon dan berbagai mitra dalam menyediakan bahan pangan pokok, seperti beras berkualitas, telur, bawang, dan minyak goreng dengan harga yang lebih murah dari pasaran.
“Komoditas yang dijual dalam GPM selalu di bawah harga pasar, dengan selisih harga bisa mencapai Rp1.500 hingga Rp2.000 per komoditas,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida, menyatakan bahwa GPM dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok selama Ramadhan.
Program ini, menurutnya, bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan baik di tingkat produsen maupun konsumen.
Ia berharap masyarakat dapat memanfaatkan GPM ini untuk mendapatkan bahan kebutuhan dengan harga terjangkau, yang nantinya dapat berdampak pada pengendalian tingkat inflasi di Kota Cirebon selama Maret 2025.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), di Kota Cirebon terjadi deflasi.
Secara bulanan, deflasi pada periode tersebut tercatat sebesar 0,78 persen, sedangkan inflasi kumulatif sebesar -1,54 persen.
“Kami menyadari bahwa kenaikan harga dan kekosongan stok beberapa bahan pokok bisa terjadi selama Ramadhan, namun kami optimistis dapat mengatasinya melalui berbagai intervensi yang dilakukan, salah satunya dengan GPM,” ucapnya.
Pewarta: Fathnur Rohman