Prabowo sebut Jaksa Agung absen di pertemuan rektor, fokus kejar kasus

Jakarta (INFOSELEB) – Presiden RI Prabowo Subianto dalam pertemuannya dengan para rektor dari Perguruan Tinggi (PT) tingkat nasional mengalami kejadian unik saat mengabsen para pejabat publiknya dari Kabinet Merah Putih (KMP) dengan menyadari bahwa Jaksa Agung ST Burhanuddin absen tidak menghadiri acara ini.
Dalam acara yang berlangsung di Halaman Tengah Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, Presiden Prabowo menyebutkan kemungkinan absennya Jaksa Agung itu akibat fokus bekerja mengejar tersangka dari kasus-kasus yang ditanganinya.
“Yang saya hormati Panglima TNI, Kapolri, para kepala staf angkatan. Jaksa Agung gak ada ya? Lagi ngejar-ngejar orang ini,” kata Prabowo saat membuka acara pertemuan dengan rektor PT tingkat nasional itu.
Pernyataan Presiden tentang Jaksa Agung itu direspon para peserta acara dengan antusias, terdengar gelak tawa dan tepukan tangan.
Hal itu cukup ampuh untuk menjadi pencair suasana, mengubah atmosfer serius dari para audiens menjadi terasa lebih ceria.
Meski begitu, pertemuan tersebut langsung dilanjutkan untuk diskusi yang lebih mendalam antara Kepala Negara dengan para akademisi yang berjumlah 184 peserta tersebut.
Adapun, Presiden menyebutkan bahwa pertemuan dengan para rektor dan pimpinan tinggi PT tingkat nasional memang sengaja dilakukan untuk berbagi pandangan menanggapi isu tingkat nasional hingga global.
Presiden menyebutkan pertemuan itu membutuhkan keseriusan dari hati ke hati untuk dapat memahaminya.
“Kita bersyukur masih diberikan kesehatan sehingga kita bisa berkumpul di Istana sore hari ini, melaksanakan suatu tatap muka dan diskusi tukar menukar pandangan,” kata Prabowo.
Presiden menjelaskan, terkait dengan isu nasional, dalam pertemuan ini dimaksudkan agar para akademisi bisa mempresentasikan hal-hal yang telah dikerjakan dan hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang oleh Kabinet Merah Putih (KMP) besutannya.
Di samping itu, Prabowo juga menginginkan untuk bisa berbagi pandangan mengenai keadaan yang mungkin berdampak untuk Indonesia yaitu terkait dengan isu global.
Menurutnya tidak hanya penting untuk memahami isu nasional, para akademisi perlu juga memahami isu global karena isu-isu tersebut mau tidak mau pasti berdampak pada aktivitas dan kegiatan masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, para akademisi ini bisa memahami perkembangan yang terjadi dan bisa mengambil langkah yang baik untuk meresponinya.
Pewarta: Livia Kristianti