Pemkot Malang awasi stok pangan cegah lonjakan harga

Malang, Jawa Timur (INFOSELEB) – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur memaksimalkan upaya mengawasi stok sejumlah komoditas bahan pangan untuk mengantisipasi lonjakan harga saat Lebaran 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang Slamet Husnan di Kota Malang, Kamis, mengatakan pengawasan dilakukan melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dibentuk oleh pemerintah daerah setempat.
“Kami bekerja sama dengan daerah lain melalui TPID, seperti Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Blitar,” kata Slamet.
Apabila nantinya ada kekurangan ketersediaan dan disusul kondisi mulai adanya kenaikan harga bahan pangan, maka Pemkot Malang melalui TPID langsung menghubungi daerah terkait untuk mendatangkan tambahan pasokan.
Cara yang dilakukan itu dikombinasikan dengan memaksimalkan ketersediaan sejumlah jenis bahan pangan yang memang menjadi komoditas potensial dari Kota Malang, seperti padi, cabai rawit, dan telor ayam.
“Untuk kebutuhan beras itu 40 ribu ton tetapi kami baru 15 ribu ton, sehingga bahan pangan yang masuk selain internal atau dalam kota, ada dari Kabupaten Malang, Blitar, Lumajang, dan Banyuwangi,” ucap dia.
Berdasarkan data dari Kota Malang Dalam Angka 2025 dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, sebaran 788 hektar lahan yang digunakan untuk pertanian padi ada di Kecamatan Kedungkandang, Sukun, Blimbing, dan Lowokwaru.
Rinciannya adalah 225 hektar lahan pertanian di Kecamatan Sukun dan Blimbing. Kemudian, 563 hektar lahan di Kecamatan Kedungkandang dan Lowokwaru.
“Untuk produksi gabah per tahun bisa mencapai 15 ribu ton, dengan masa tanam dua kali dalam setahun,” ujarnya.
Slamet menjelaskan untuk produksi cabai rawit dari Kota Malang hingga saat ini baru sekitar delapan ton. Itu dihasilkan dari lahan pertanian seluas 86 hektare di Kecamatan Kedungkandang dan Lowokwaru.
“Yang di Kedungkandang bisa 15 sampai 20 kali masa tanam tapi bergantung pada usia dan kondisi kesehatan tanamannya. Kalau di Lowokwaru sudah berakhir masa tanamnya dan sekarang sedang penyulaman lahan,” ujarnya.
Kemudian, untuk produksi telor ayam mencapai 2.300,069 ton pada 2024 atau naik dari periode sebelumnya yang sebesar 2.143,639 ton.
Jika merujuk pada Kota Malang Dalam Angka 2025, maka jumlah populasi ayam petelor di kota setempat pada 2024 mencapai 187.050 ekor. Jumlah itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode 2023 yang ada di angka 179.300 ekor.
“
Pewarta: Ananto Pradana