Rilis Pers

Kolaborasi Industri Baja Nasional : Hilirisasi yang Menembus Pasar Baja Lapis Amerika Serikat

Jakarta (INFOSELEB) – PT Tata Metal Lestari, bagian dari Tatalogam Group dan pemimpin industri baja hilir di Indonesia, kembali mencatatkan pencapaian gemilang dengan mengekspor 5.000 ton baja lapis ke Amerika Serikat. Kolaborasi strategis dengan PT Krakatau Baja Industri (KBI), anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, menunjukkan semakin kuatnya daya saing baja Indonesia di pasar global.
Ekspor ini mencakup produk unggulan seperti Nexalume, Nexium, dan Nexcolor, yang telah memenuhi standar internasional dan diminati oleh pasar Amerika Serikat. Nilai ekspor kali ini mencapai USD 7,2 juta, sekaligus menjadi bukti keberhasilan industri baja hilir nasional dalam mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan bahwa ekspor baja Indonesia dengan kode HS 72 terus mengalami pertumbuhan positif, dengan total volume ekspor mencapai 20,9 juta ton pada tahun 2024, meningkat 17,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 17,9 juta ton. Pencapaian ini menegaskan bahwa industri baja Indonesia semakin kompetitif di tingkat global.
Menurut Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kementerian Perdagangan RI, Andri Gilang Nugraha, keberhasilan ekspor tersebut mencerminkan bahwa hilirisasi industri baja adalah kunci untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk nasional. Keberhasilan ekspor ini membuka peluang lebih besar bagi perusahaan baja Indonesia untuk masuk ke pasar internasional yang lebih luas.
“Pasar baja Amerika Serikat memiliki standard dan persyaratan yang ketat, dan keberhasilan PT Tata Metal Lestari menembusnya menunjukkan bahwa industri baja hilir Indonesia telah mampu bersaing dalam hal kualitas dan inovasi produk. Langkah ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai eksportir baja lapis yang diperhitungkan di kancah internasional,” ujar Andri.
Vice President Operasi PT Tata Metal Lestari, Stephanus mengatakan, berkat dukungan dan kolaborasi dengan Krakatau Steel, sektor hilir baja kembali mengeliat dan semakin mantap menghasilkan produk-produk yang berkualitas sehingga mampu bersaing di pasar lokal maupun global.
“Ini memperlihatkan bahwa industri baja nasional telah tumbuh menjadi semakin penting bagi perekonomian nasional maupun perekonomian di dunia,” terangnya.
Stephanus menerangkan, ekspor mulai dilakukan PT Tata Metal Lestari setelah pihaknya membaca kompas geopolitik yang ada. Pertama, ekspor dilakukan karena adanya gangguan rantai pasok dengan penghentian perang dagang antara China dengan AS, gangguan logistik, juga adanya permintaan yang fluktuasi di Indonesia, terutama di kuartal pertama yang agak menurun yang kemudian dibarengi dengan ekspor. Kemudian ada juga kebijakan pemerintah dan regulasi untuk mendukung peningkatan ekspor.
“Kami semakin yakin untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor, dari tahun lalu hanya sekitar 30 persen, tahun ini kami coba tingkatkan lagi menjadi 40 persen dari kapasitas produksi kami yang setelah dilakukan investasi baru bisa mencapai 500.000 ton per tahun,” ucapnya.
Ke depan, PT Tata Metal Lestari menargetkan ekspansi ke lebih banyak negara, sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat ekspor non-migas. Dengan inovasi berkelanjutan dan kemitraan strategis, perusahaan optimis dapat terus berkontribusi dalam pertumbuhan industri baja nasional dan global.
PT Tata Metal Lestari adalah produsen baja hilir terkemuka di Indonesia yang merupakan bagian dari Tatalogam Group. Dikenal dengan inovasi dan produk berkualitas tinggi, perusahaan memiliki jaringan distribusi yang luas dan fasilitas produksi modern, serta terus memperluas pasarnya baik di dalam maupun luar negeri.
Direktur Utama Krakatau Baja Industri, Arief Purnomo, menambahkan dengan kapasitas produksi mencapai 850.000 ton/tahun dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 61,25%, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung berkembangnya industri baja lapis di hilir sehingga mampu memproduksi produk berkualitas tinggi yang mampu bersaing tak hanya di pasar nasional, tapi juga hingga hingga menembus pasar global.
Direktur Eksekutif Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) Harry Warganegara mengatakan, ekspor ini tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekosistem industri baja di Indonesia.
“Industri dalam negeri dapat meningkatkan produksi, maka volume impor dapat dikurangi secara signifikan. IISIA berharap industri baja mendapatkan dukungan penuh untuk menciptakan pertumbuhan yang lebih stabil ,” jelas Harry.

Harry juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri baja untuk saling menjaga dan bersinergi dalam memperkuat industri nasional. Dengan sinergi yang baik, target peningkatan utilisasi dan nilai kompetitif produk baja nasional akan lebih optimal, sehingga dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 8% yg di canangkan oleh presiden RI Prabowo Subianto.

Pewarta: PR Wire

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button