Wamentan: Rantai distribusi dipotong agar harga beras terjangkau

Kami harapkan harganya baik di konsumen, bagi produsen juga baik
Jakarta (INFOSELEB) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebutkan pemerintah terus berupaya menjadikan harga beras di Indonesia semakin terjangkau tanpa mengorbankan kesejahteraan petani yang salah satu strateginya dengan memangkas rantai distribusi beras.
Sudaryono menjawab pertanyaan INFOSELEB saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta Rabu menjelaskan, saat ini ada beberapa program yang dijalankan pemerintah, di antaranya operasi pasar murah bekerja sama dengan Bulog dan Kantor Pos, kemudian rencana membentuk Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di 70.000–80.000 desa di seluruh daerah Indonesia.
“Itu tujuannya untuk memotong rantai distribusi. Kalau rantai distribusi dipotong, tak ada yang ambil untung di setiap pos, maka kami harapkan harganya baik di konsumen, bagi produsen juga baik,” kata Wamentan.
Sudaryono, saat diminta responsnya mengenai harga beras di Indonesia yang disebut relatif lebih mahal dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, menjawab pemerintah harus proporsional.
“Kita ini tidak bisa menyenangkan satu pihak. Oh berasnya
Rata-rata harga beras di sejumlah daerah di Indonesia per hari ini berada di kisaran Rp14.050 per kilogram sampai dengan Rp16.250 per kilogram. Rata-rata harga beras, sebagaimana diamati dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, cenderung stabil sejak awal Ramadhan atau 1 Maret 2025.
Sementara di beberapa negara ASEAN, misalnya Malaysia, rata-rata harga beras berada di kisaran Rp7.000–Rp13.600 per kilogramnya. Kemudian di Thailand, rentang harga beras per kilogramnya Rp14.000–Rp37.000. Di Vietnam, rata-rata harga beras per kilogramnya mencapai Rp7.000 sampai dengan Rp12.300.
Wamentan Sudaryono hari ini dipanggil oleh Presiden Prabowo Subianto ke Istana untuk melaporkan surplus beras hingga April 2025, dan perkembangan rencana membentuk Koperasi Desa Merah Putih. Di Istana, pada jam-jam terpisah, Presiden juga memanggil Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono dan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo untuk membahas soal pengelolaan sampah.
Kemudian, Presiden juga memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang dalam pertemuannya dengan Presiden, Sri Mulyani melaporkan kinerja dan realisasi APBN.
Presiden pada Rabu siang juga memanggil Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri. Namun, Simon memilih bungkam saat ditanya isi pertemuannya dengan Presiden, dan langsung masuk ke kendaraannya.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi