Jepang alami defisit transaksi berjalan pertama dalam 2 tahun terakhir

Tokyo (INFOSELEB) – Jepang mencatat defisit transaksi berjalan sebesar 257,6 miliar yen (1 yen = Rp110) pada Januari, menandai defisit pertama dalam dua tahun terakhir, menurut data awal yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Jepang pada Senin (10/3).
Defisit perdagangan yang melebar yang didorong oleh periode Tahun Baru Imlek China merupakan faktor kunci di balik penurunan tersebut, menurut data itu.
Jika diperinci, defisit perdagangan melonjak 92,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 2,93 triliun yen. Sementara ekspor naik 2,1 persen menjadi 7,50 triliun yen, impor tumbuh dengan laju yang lebih cepat, yakni melonjak 17,7 persen menjadi 10,44 triliun yen.
Periode Tahun Baru Imlek China yang jatuh lebih awal mengganggu ekspor Jepang sekaligus meningkatkan impor karena perusahaan-perusahaan China menimbun persediaan sebelum hari raya tersebut.
Neraca jasa mencatat defisit sebesar 476,6 miliar yen, meskipun angka tersebut 30,4 persen lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Defisit digital, yang mencerminkan pembayaran untuk iklan laman situs dan layanan komputasi awan, meningkat 10 persen (yoy). Sebaliknya, neraca perjalanan yang mencerminkan pengeluaran oleh wisatawan inbound (masuk) dikurangi pengeluaran warga Jepang di luar negeri membukukan surplus 708,3 miliar yen, meningkat 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Masuknya wisatawan dari Asia, terutama sekitar Tahun Baru Imlek, berkontribusi terhadap lonjakan itu. Sementara itu, neraca pendapatan utama, yang merupakan pendapatan bersih dari investasi asing, mencatat surplus 3,60 triliun yen, naik 20,5 persen (yoy) didorong oleh pembayaran dividen yang lebih tinggi dari anak perusahaan di luar negeri, terutama di sektor otomotif.
Penerjemah: Xinhua