Humaniora

Mensos mengajak pilar sosial untuk bekerja secara terarah dalam mengentaskan kemiskinan.

Jakarta (INFOSELEB) – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengajak 452 pilar sosial dari Nganjuk dan Jombang, Jawa Timur untuk bekerja secara terarah dalam pengentasan kemiskinan ekstrem hingga mencapai nol persen sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Kami mengajak mereka untuk mengambil peran yang signifikan dalam menjalankan tugas masing-masing sesuai arahan Presiden. Jadi, tidak boleh bekerja sendiri-sendiri, melainkan harus terarah, terpadu, dan berkelanjutan,” ujarnya dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Minggu.

Ia menyatakan bahwa pencapaian target pengentasan kemiskinan memerlukan kerja keras dan keterpaduan antarkementerian, pemerintah daerah, serta pendamping sosial. Salah satu strategi utama yang ditekankan adalah graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH).

Ia menambahkan bahwa target setiap pendamping PKH adalah mampu melakukan graduasi terhadap 10 KPM setiap tahun, sehingga mereka tidak selamanya bergantung pada bantuan sosial, melainkan bisa mandiri secara ekonomi.

“Minimal itu (10) dan yang direncanakan (pemberdayaan) bukan yang meninggal. Siap ya,” katanya.

Ia juga meminta para pendamping PKH untuk memahami profil KPM secara mendalam agar dapat memberikan intervensi yang tepat.

Ia menegaskan bahwa KPM tidak boleh menerima bantuan sosial (bansos) lebih dari lima tahun tanpa evaluasi.

“Harus dievaluasi jika lebih dari lima tahun. Mereka seharusnya sudah beralih ke program pemberdayaan. Bantuannya berupa modal usaha, pelatihan, atau bantuan pemberdayaan,” ujarnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya Data Terpadu Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai basis data yang terintegrasi untuk pemberantasan kemiskinan.

Ia menjelaskan bahwa DTSEN akan membantu mengidentifikasi 10 persen penduduk miskin terbawah, sehingga kebijakan yang diterapkan dapat lebih tepat sasaran.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengatakan bahwa para pendamping merupakan garda terdepan dalam pemberantasan kemiskinan.

“Ibu-ibu, bapak-bapak inilah yang menjadi ujung tombak yang akan menggraduasi. Orang miskin ini menjadi orang yang berdaya dan mandiri,” katanya.

Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan sosial senilai Rp420 miliar di Kabupaten Jombang untuk 116 ribu KPM.

Bantuan PKH sebesar Rp141 miliar dan bantuan sembako senilai Rp258 miliar menjadi salah satu bansos dengan nilai tertinggi. Oleh karena itu, peran 155 pendamping PKH di Jombang menjadi kunci dalam optimalisasi program pemberdayaan hingga graduasi.

Arahan Mensos Saifullah Yusuf dan Wamensos Agus Jabo Priyono disanggupi oleh Siti Aminah (34), pendamping PKH asal Desa Sidokaton, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang.

“Semoga dengan adanya DTSEN semakin baik dan tepat sasaran. Saya juga siap untuk graduasi (10 KPM tiap tahun), insyaallah sanggup,” katanya.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button