Warta Bumi

BMKG Yogyakarta mengimbau warga untuk waspada terhadap cuaca ekstrem akibat “shearline”.

Yogyakarta (INFOSELEB) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem akibat fenomena tertentu.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, saat dikonfirmasi di Yogyakarta, Minggu, menyebutkan bahwa cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi mulai tanggal 9 hingga 11 Maret 2025.

“Masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode tiga hari ke depan,” ujarnya.

Kondisi cuaca tersebut, lanjut Warjono, berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, ataupun sambaran petir, terutama bagi masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana.

Warjono juga menyebutkan bahwa profil vertikal kelembaban udara terkini di wilayah DIY pada ketinggian 1,5 – 5,0 kilometer (km) (level 850 – 500 mb) cukup basah, yaitu sebesar 60 – 90 persen, sehingga masih berpotensi meningkatkan peluang pertumbuhan awan hujan.

Pada tanggal 9 Maret, BMKG memprakirakan potensi hujan sedang hingga lebat terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, Kulon Progo, dan Gunungkidul bagian utara hingga tengah.

Pada tanggal 10 Maret, hujan sedang-lebat berpotensi turun di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, Kulon Progo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara hingga tengah.

Sementara itu, pada tanggal 11 Maret, hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara hingga tengah, Kulon Progo, dan Gunungkidul.

Sebelumnya, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali memperpanjang status siaga darurat bencana hidrometeorologi yang berakhir pada tanggal 3 Maret 2025, berlanjut hingga tanggal 8 April 2025.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, langkah antisipasi telah disiapkan terkait potensi banjir, tanah longsor, dan lahar hujan akibat curah hujan tinggi.

Beberapa kawasan yang menjadi perhatian utama adalah kawasan sungai yang berhulu di Gunung Merapi, antara lain Kali Gendol, Kali Krasak, Kali Kuning, Kali Opak, Kali Code, serta Gajah Wong.

Sejumlah sungai itu, menurut Noviar, berpotensi mengalami peningkatan debit air yang signifikan, sehingga berisiko menyebabkan banjir dan lahar hujan.

Pewarta: Luqman Hakim

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button