Menag: Perlu optimalisasi penyaluran amal selain zakat di Indonesia.

Jakarta (INFOSELEB) – Menteri Agama Nasaruddin Umar menilai perlu upaya optimalisasi penyaluran amal di Indonesia, seperti infaq, sedekah, dan wakaf, karena yang selama ini paling banyak dipromosikan adalah zakat.
“Sekarang kami dapat informasi bahwa jumlah penabung, apakah deposito atau tabungan, yang ber-KTP Islam di bank-bank di Indonesia itu, kalau ditarik semuanya zakatnya, dari hitungan zakat malnya, itu seharusnya Rp320 triliun per tahun. Tapi Baznas hanya mengumpulkan Rp41 triliun tahun ini,” ujar Nasaruddin dalam sebuah tausiyah.
Hal itu dia sampaikan dalam acara peluncuran FP Charity oleh Forum Pimpin Redaksi (Pemred) dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI), di Jakarta, Jumat. Peluncuran tersebut merupakan acara silaturahim sekaligus untuk penyerahan bantuan sosial sebesar Rp200 juta melalui FP Charity yang akan disalurkan kepada jurnalis yang membutuhkan.
Menurut dia, terdapat 27 pundi-pundi Islam, antara lain infaq, sedekah, wakaf, hibah, dan wasiat. Dari kesemuanya, katanya, potensi terbesar di Indonesia adalah wakaf. Selain itu, ujarnya, pada zaman Nabi
“Zakat itu tidak populer pada masa Nabi dan pada masa sahabat. Yang populer itu sedekah. Innama shodaqotu lil fuqoro, bukan innama zakat,” ujarnya.
Adapun potongan ayat tersebut ada pada surat At Taubah ayat 60.
“Alangkah kikirnya seorang Muslim, kalau pengeluarannya hanya zakat, 2,5 persen aja, dan itu juga terbatas hanya delapan asnaf (kelompok yang berhak menerima sedekah),” dia melanjutkan.
Adapun delapan kelompok tersebut adalah fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, gharim atau orang terjerat hutang, fi sabilillah atau orang yang berjuang di jalan Allah, dan ibnu sabil atau orang dalam perjalanan.
Dia pun berharap BSI dapat secara aktif dan kreatif mengembangkan cara untuk mengoptimalkan peluang-peluang penyaluran amal lainnya, agar berbagai pihak dapat merasakan manfaatnya.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie