Gubernur Lampung: Waspadai kondisi cuaca pengaruhi stabilitas pangan.

Bandarlampung (INFOSELEB) – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal meminta semua pihak agar mewaspadai kondisi cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi stabilitas pasokan dan harga pangan di daerahnya.
“BMKG memprediksi hingga akhir Maret cuaca masih ekstrem, dan potensi banjir masih ada. Jangan sampai ini terjadi karena bisa menyebabkan inflasi yang cukup tinggi,” ujar Rahmat Mirzani Djausal dalam keterangannya di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan, seluruh pemangku kepentingan harus lebih waspada dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem, sebab berisiko mempengaruhi stabilitas harga pangan di masyarakat.
“Distribusi pangan ini sangat penting, jangan sampai gangguan cuaca menghambat distribusi pangan,” katanya.
Dia melanjutkan, selain kondisi cuaca, untuk tetap menjaga harga pangan stabil, perlu juga disiapkan sarana transportasi serta infrastruktur sebagai bagian penting agar distribusi pangan lancar sampai ke masyarakat.
“Kesiapan sarana transportasi dan infrastruktur jalan juga penting, jadi kami prioritaskan jalan yang menghubungkan antar daerah, seperti jalan nasional dan jalan provinsi. Sehingga melalui interkoneksi ini moda transportasi barang ataupun transportasi masyarakat lancar selama Ramadhan ini,” ucap dia.
Ia pun mengajak masyarakat agar dapat bersikap bijak dalam memenuhi konsumsi di Ramadhan dan Lebaran dan tidak
“Kadang kebiasaan kita ini menyebabkan inflasi, jadi mari bersama memastikan memberi informasi ke masyarakat bahwa pemerintah bisa menjaga harga dan pasokan pangan tetap stabil,” tambahnya.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Lampung pun telah memastikan bahwa ketersediaan pasokan pangan di wilayahnya mencukupi hingga Mei dengan rincian komoditas pangan tersebut meliputi:
Ketersediaan komoditas beras sejak Februari hingga Mei mencapai 1,05 juta ton sedangkan kebutuhan sebanyak 284.531 ton sehingga ada surplus 766.536 ton. Kemudian komoditas jagung ketersediaan 496.567 ton sedangkan kebutuhan berjumlah 365.151 ton, sehingga ada surplus 131.416 ton.
Sedangkan untuk komoditas kedelai ketersediaan ada 31.621 ton dan kebutuhan 25.169 ton. Maka ada surplus sebanyak 6.452 ton. Bawang merah ketersediaan 15.118 ton sedangkan kebutuhan berjumlah 10.611 ton sehingga ada surplus 4.507 ton.
Untuk komoditas bawang putih ketersediaan ada 13.726 ton serta kebutuhan 9.032 ton, sehingga ada surplus sebanyak 4.694 ton. Cabai rawit ketersediaan 20.839 ton kebutuhan 17.848 ton sehingga neraca berjumlah 2.991 ton.
Sedangkan untuk komoditas cabai besar ketersediaan mencapai 10.220 ton dan kebutuhan 8.746 ton, sehingga ada surplus sebanyak 1.474 ton, daging sapi ketersediaan 14.126 ton sedangkan kebutuhan sebanyak 8.509 ton dan ada surplus sebanyak 5.617 ton. Kemudian daging ayam jumlah ketersediaan stok ada 40.448 ton, dan kebutuhan 30.695 ton sehingga terdapat surplus sebanyak 9.753 ton.
Untuk telur ketersediaan 78.256 ton kebutuhan 30.251 ton, neraca 48.005 ton, gula pasir ketersediaan 53.574 ton, kebutuhan 31.505 ton, dan neraca 22.069 ton. Komoditas Minyak goreng ketersediaan 87.652 ton, kebutuhan 58.055 ton serta neraca 29.597 ton.
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi