Humaniora

Pemkot Kediri gunakan strategi Gemintang percepat penurunan stunting

Kediri (INFOSELEB) – Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggunakan strategi Gemintang, yakni Gerakan Eliminasi Stunting Menuju Generasi Emas yang Tangguh, sebagai upaya mempercepat penurunan stunting di kota ini.

Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, mengemukakan bahwa strategi Gemintang ini sesuai dengan visi misinya, yaitu mewujudkan Kota Kediri Mapan, yang berarti Maju, Agamis, Produktif, Aman, dan Nyaman.

“Gemintang ini merupakan Gerakan Eliminasi Stunting Menuju Generasi Emas yang Tangguh. Terdapat tiga strategi dalam konvergensi, integrasi, dan keberlanjutan,” katanya di Kediri, Kamis.

Vinanda, dalam acara Rembug Stunting Kota Kediri tahun 2025, menjelaskan bahwa konvergensi ini meliputi penguatan kelembagaan, perubahan perilaku, penyediaan SDM kesehatan, perluasan cakupan layanan, hingga kemitraan program nonpemerintah.

Kemudian, integrasi meliputi kesesuaian penandaan, perencanaan berbasis data, dan integrasi program, serta keberlanjutan meliputi monitor evaluasi hingga tindak lanjut hasil kajian.

“Saya ingin percepatan penurunan stunting diarahkan pada intervensi prioritas. Khususnya pada anak-anak kita pada 1.000 hari pertama kehidupan. Karena di masa tersebut perkembangan fisik dan kognitif anak terjadi dengan cepat,” kata dia.

Ia menjelaskan, Kota Kediri memiliki visi dan misi Mapan. Setiap misi tersebut memiliki keterkaitan dengan penanganan stunting.

“Kami juga memiliki program unggulan Sapta Cita yang sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” ujar dia.

Wali kota yang populer dipanggil Mbak Vinanda ini menjelaskan, dalam misi Maju, salah satu sasarannya adalah menurunnya angka kemiskinan. Kemiskinan ini menjadi penyebab langsung atau tidak langsung terhadap stunting.

Kemudian, Agamis, sasarannya adalah perilaku atau pola asuh orang tua. Salah satu penyebab stunting tidak hanya gizi, namun juga pola asuh dari orang tua untuk membiasakan makan dengan menu bergizi seimbang.

Selanjutnya, misi Produktif, sasarannya yakni meningkatnya kualitas kesehatan dan kualitas pendidikan. Ketika banyak balita yang stunting, kata dia, maka misi Produktif ini tidak akan terwujud.

Menurut dia, kualitas kesehatan dan pendidikan ini sangat penting untuk ditingkatkan dalam penanganan stunting.

Misi Aman, sasarannya meningkatkan kualitas layanan publik, yang artinya pelayanan publik harus baik, apalagi untuk pelayanan anak-anak agar tidak jatuh ke jurang stunting.

“Terakhir, misi Nyaman, sasarannya adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Di Kota Kediri, anak yang mengalami stunting pada Januari hingga September 2024 tercatat sebanyak 1.978 balita. Selain itu, juga terdapat laporan 545 balita stunting sembuh, dan 725 balita tidak kembali periksa.

Pada kegiatan ini juga terdapat penandatanganan komitmen bersama Pemerintah Kota Kediri beserta pemangku kepentingan dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Turut hadir dalam kegiatan itu Wakil Wali Kota Kediri KH Qowimuddin Thoha, Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, perwakilan Forkopimda Kota Kediri, Ketua TP PKK Kediri Faiqoh Aziziah Mohammad Qowimuddin, kepala OPD terkait, kepala puskesmas, camat, lurah, dan pemangku kebijakan terkait.

Pewarta: Asmaul Chusna

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button